Selamat Datang di Blog : ASLAM MAHMUDI -- SMA 1 MOJOTENGAH -- WONOSOBO

Jumat, 19 Januari 2018




EKOSISTEM


Menurut Campbell (2006: 754), ekosistem merupakan interaksi organisme hidup dengan lingkungan abiotiknya yang terjadi di dalam suatu komunitas. Kajian ilmu biologi yang mempelajar tentang hubungan interaksi organisme hidup dengan lingkungan abiotiknya adalah Ekologi.
Ekologi berasal dari bahasa Yunani  “ Oikos ”  yang artinya rumah atau  tempat  tinggal,  dan  “ logos ” yang artinya ilmu. Istilah ini pertama kali dikemukakan oleh seorang biologiwan Jerman, Yaitu Ernest Haeckel (1896).  Ia menganggap bahwa ekologi merupakan suatu konsep tentang pengetahuan keseluruhan hubungan berbagai organisme dunia luar dan dengan keadaan organik dan an-organik.

A.  Komponen Ekosistem
Di dalam suatu ekosistem, interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya, melibatkan komponen-komponen, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen tersebut mampu memengaruhi perubahan yang terjadi di suatu ekosistem.
1.   Komponen Biotik
Komponen biotik adalah komponen hidup yang ada di alam meliputi semua makhluk hidup, seperti hewan, tumbuhan, protista, fungi, monera, dan manusia. Keberadaan setiap organisme akan menentukan kelangsungan hidup organisme lain, sehingga mempengaruhi dalam hal jumlah jenis, kepadatan (density), pola penyebaran (distribusi).  Hal ini terjadi karena setiap organisme melakukan interaksi (hubungan timbal balik) antara 2 organisme atau lebih. Hubungan interaksi ini dinamakan simbiosis.
Macam dan bentuk interaksi organisme dalam ekosistem antara lain :
a.   Predatorisme (Predasi)
Yaitu interaksi antara 2 organisme atau lebih dimana organisme satu memangsa organisme lain. Organisme satu untung (+) dan organisme lain rugi (mati).
Contoh : Urutan organisme dalam rantai makanan (Herbivora – Carnivora 1 – Carnivora 2 ).
b.   Netralisme
Yaitu Interaksi antar organisme yang tidak saling mempengaruhi.
Contoh : Ayam – Kambing, Burung Gelatik – Walang Sangit, Semut – Ulat, dan sebagainya.
c.   Parasitisme
Yaitu Interaksi antar organisme dimana salah satu untung , sedang yang lain rugi (tidak mati).
Contoh : Benalu – Pohon Mangga,  Tali Putri – Tanaman Teh,  Jamur – Tanaman Jagung.
d.   Komensalisme
Yaitu Interaksi antar organisme dimana yang organisme satu untung dan organisme lain tidak dirugikan.
Contoh : Anggrek – Pohon, Ikan Remora – Hiu, Pohon – Semut.
e.   Mutualisme
Yaitu Interaksi antar organisme dimana kedua organisme mendapat keuntungan.
Contoh : Bunga dengan  Kupu-kupu,  Bunga – lebah, Jamur Micoriza – bintil akar Leguminosa, Bakteri Rhizobium – bintil akar Leguminosa.
f.     Kompetisi (Persaingan)
Yaitu persaingan antar organisme dalam memperoleh kebutuhan hidupnya, seperti : makanan, cahaya, air, tempat hidup, pasangan hidup.  Organisme yang mampu bersaing akan tetap hidup dan berkembang, sedangkan yang tidak mampu bersaing akan mengalami penurunan / kematian.
Kompetisi dibedakan menjadi 2, yaitu :
1)   Kompetisi Intraspecies, yaitu persaingan antar organisme dalam satu species.
2)   Kompetisi Interspecies, yaitu persaingan antar organisme yang berbeda speciesnya.
Persaingan akan lebih besar terjadi (lebih ganas / gawat) pada persaingan Intraspecies, karena memiliki persamaan dalam hal kebutuhan hidupnya (makanan, tempat tinggal, pasangan hidup), dan 2 species yang sama tidak mungkin menduduki “ Nichia / Relung “  ekologi yang sama. Nichia adalah Status, Fungsi, Jabatan, atau profesi organisme dalam habitat yang teristimewa dalam hal memperoleh makanan dan berinteraksi dengan yang lain. Sedangkan pada Inter-species hanya terjadi persaingan dalam beberapa hal saja (makanan, tempat tinggal).
Tingkatan Organisasi Kehidupan.
Yaitu sekelompok organisme dalam berbagai tingkat yang meliputi : Organisme (Individu) - Populasi - Komunitas - Ekosistem - Biosfer (bumi).
a.   Organisme
Organisme di sebut juga individu. Pengertian Organisme adalah sekumpulan sistem organ untuk melakukan fungsi tertentu. Pengertian Individu adalah organisme yang hidup berdiri sendiri secara fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya.
b.   Populasi
Yaitu sekumpulan organisme atau makhluk hidup yang memiliki species yang sama. Species yaitu beberapa organisme yang memiliki persamaan morfologi, anatomi, fisiologi, alat reproduksi dan dapat melakukan perkawinan yang menghasilkan keturunan yang fertil.
Contoh : Populasi Ayam, populasi ikan, populasi kerbau, populasi padi, populasi jagung.
c.   Komunitas
Yaitu sekumpulan populasi dalam habitat tertentu. Contoh : Komunitas Kolam (terdiri dari populasi ikan, tumbuhan air, zooplankton, dan sebagainya).
d.   Ekosistem
Yaitu sekumpulan komunitas dengan lingkungan abiotiknya. Atau tempat terjadinya interaksi antara organisme dengan lingkungan abiotiknya. Ekosistem dibedakan menjadi 2, yaitu ekosistem darat (Pegunungan, lembah, Hutan, Sawah, Ladang, Kebun, dan sebagainya), dan ekosistem perairan (Kolam, sungai, danau, pantai, laut, dan sebagainya). Selain terjadi interaksi, dalam ekosistem juga terjadi peristiwa siklus energi, daur materi, produktivitas, dan sebagainya.
e.   Biosfer
Yaitu satu kesatuan ekosistem yang terluas. Contoh : Bumi (terdiri dari ekosistem pegunungan, hutan, lembah, sawah, sungai, laut, dan sebagainya). Peristiwa interaksi pada biosfer terjadi lebih kompleks. Biosfer terdiri dari beberapa Bioma.

Kedudukan setiap organisme dalam ekosistem  memiliki peran atau status yang berbeda – beda.  Berdasarkan fungsi dan peranan organisme dalam ekosistem dibedakan antara lain :
 a.   Produsen
yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis.  Organisme yang dapat membuat makanan sendiri disebut juga organisme autotrof. Autotrof dibedakan menjadi 2, yaitu fotoautotrof dan kemoautotrof. Fotoautotrof yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari. Contoh: semua jenis tumbuhan hijau. Kemoautotrof yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri dengan bantuan senyawa kimia. Contoh : Mikroorganisme (Bakteri Belerang, Besi).
b.    Konsumen,
Yaitu organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof). Makanan diperoleh dengan cara mencerna atau mengambil makan dari organisme lain. Macamnya natara lain : Konsumen 1 (Herbivora), Konsumen 2 (Carnivora 1), Konsumen 3 (Carnivora 2), dan seterusnya.
c.   Dekomposer (Perombak / pengurai),
yaitu organisme yang  hidupnya menguraikan sisa–sisa organisme yang sudah mati. Contoh : Jamur dan Bakterei.
d.   Detritivor,
yaitu organisme yang memakan detritus. Detritus adalah fragmen (remukan, hancuran, atau bagian-bagian lembut) dari bahan-bahan yang terurai / sisa organik. Contoh : Cacing Tanah,  Luing, Nematoda, Rayap, Cacing Palolo, Siput pantai, dan Teripang / Mentimun Laut.

2.   Komponen Abiotik
     Komponen abiotik merupakan segala hal selain makhluk hidup, Keberadaan komponen abiotik sangat mempengaruhi komponen biotik melalui interaksi, sehingga faktor abiotik sangat mendukung kehidupan organisme. Setiap organisme memiliki nilai ambang (toleransi) terhadap faktor abiotik.  Organisme yang mampu menyesuaikan terhadap faktor lingkunana (abiotik) akan tetap hidup dan berkembang. 
Setiap lingkungan memiliki faktor abiotik yang berbeda, sehingga keberadaan organisme antara lingkungan satu dengan lingkungan lain juga berbeda dalam hal jenis, jumlah, bentuk, ukuran, distribusi / penyebaran. Faktor – faktor lingkungan (abiotik) meliputi antara lain : Udara, Tanah, Air, Topografi.

a.  Udara
Faktor ini meliputi :
1. Suhu (Temperatur). Setiap organisme memerlukan suhu tertentu. Ada 3 macam suhu yang mempengaruhi kehidupan organisme, yaitu suhu Minimum, Suhu Optimum, dan Suhu Maksimum. Suhu yang sangat baik untuk kebutuhan hidup organisme adalah suhu optimum.
2.   Kelembaban Udara,  merupakan kandungan air di udara. Apabila kelembaban udaranya tinggi berarti kandungan air di udara tinggi. Kandungan air di udara akan mempengaruhi kecepatan penguapan dan kemampuan bertahan hewan terhadap kekeringan.
3. Angin (udara), merupakan faktor mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme(tumbuhan) dalam proses respirasi, transpirasi, persarian/polinasi, pembungaan, penyebaran, dan perakaran.
b.  Tanah
Tanah sebagai tempat hidupnya organisme.  Bagi tumbuhan sebagai tempat perakaran, dan sumber nutrien (unsur hara). Sedangkan bagi hewan sebagai tempat berlindung dari temperatur udara, pemangsa.  Faktor ini meliputi : derajat keasaman tanah (pH), tekstur tanah (komposisi partikel tanah seperti liat, pasir, debu), kandungan unsur hara (garam mineral).
c.  Air,   merupakan faktor abiotik yang sangat penting bagi organisme, terutama organisme air. Faktor abiotik di perairan meliputi antara lain :
1. Suhu / Temperatur. Adanya variasi Suhu air menentukan keberadaan organisme.
2.  Gerakan air (Arus dan Ombak), merupakan faktor mempengaruhi penyebaran organisme.
3.  Salinitas ,  merupakan kandungan garam mineral dalam air. Air yang memiliki kandungan garam tinggi berarti salinitas / konsentrasinya tinggi, seperti air laut. Salinitas akan mempengaruhi penyebaran organisme.
4. pH Air, merupakan derajat keasaman air yang dapat mempengaruhi penyebaran organisme air.
d.  Topografi,  merupakan variasi letak suatu tempat di permukaan bumi ditinjau pada ketinggian dari permukaan air laut, garis bujur, dan garis lintang. Perbedaan topografi menyebabkan jatuhnya cahaya matahari menjadi berbeda, menyebabkan suhu, kelembaban, dan tekanan udara maupun pencahayaan juga berbeda. Hal ini yang mempengaruhi persebaran organisme.
e.  Cahaya, merupakan sumber energi bagi organisme di Bumi. Terutama bagi tumbuhan melalui proses fotosintesis untuk mensintesis makanan.

B.  Macam Ekosistem
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi 2, yaitu ekosistem darat (terestrial) dan ekosistem perairan (akuatik).
1.      Ekosistem Darat 
Terdiri atas beberapa macam bioma antara lain bioma gurun, padang rumput, hutan hujan tropis, hutan gugur, taiga, dan tundra. 
a.   Bioma Gurun
Gurun merupakan daerah kering yang curah hujannya hanya 20 cm per tahun. Vegetasi dominan pembentuk bioma gurun adalah kaktus. Adapun hewan yang hidup di bioma ini umumnya aktif pada malam hari atau nokturnal. Hal tersebut merupakan adaptasi terhadap suhu lingkungan yang sangat panas dan untuk mengurangi kehilangan cairan tubuh.
b.   Padang Rumput
Bioma ini memiliki karakteristik beriklim sedang, dengan curah hujan berkisar antara 25–75 per tahun dan vegetasi dominannya adalah rumput. Adapun hewan yang hidup di bioma ini adalah kelinci, serigala, dan kuda.
c.   Hutan Hujan tropis
Bioma hutan hujan tropis terdapat di kawasan garis khatulistiwa di seluruh dunia, seperti Asia tengah termasuk Indonesia, Amerika tengah dan selatan, Afrika, serta Australia. Hutan hujan tropis memiliki temperatur dengan kisaran 25°C per tahun dan curah hujan yang tinggi sekitar 200 cm per tahun.
Tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma ini paling beragam (memiliki keanekaragaman paling tinggi) dibandingkan dengan tumbuhan dan hewan yang hidup di bioma-bioma lainnya. Tumbuhan yang khas yang hidup di bioma ini adalah tumbuhan liana (tumbuhan merambat) seperti rotan dan tumbuhan epifit seperti anggrek. Hewan yang khas di bioma ini adalah harimau, badak, babi hutan, dan orangutan.
 d.  Hutan Gugur
Bioma hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang dan tersebar di Amerika Timur, Eropa Tengah, dan Asia Timur. Bioma ini memiliki ciri-ciri suhu yang sangat rendah pada musim dingin dan sangat panas pada musim panas (-30°C hingga 30°C). Curah hujan tinggi dan merata, serta jenis pohon yang dapat menggugurkan daunnya pada saat musim panas (pada hutan gugur daerah tropis) dan pada saat musim dingin (pada hutan gugur iklim sedang). Hewan yang hidup di bioma ini antara lain tikus, beruang, bajing dan burung. Beberapa hewan pada bioma ini dapat melakukan hibernasi, yaitu tidur panjang selama musim dingin dengan terlebih dahulu mengkonsumsi banyak makanan.
e.   Taiga
Bioma taiga dikenal sebagai hutan konifer, merupakan bioma terluas di bumi. Bioma ini memiliki curah hujan 35 cm sampai dengan 40 cm per tahun. Daerah ini sangat basah karena penguapan yang rendah. Tanah di bioma taiga bersifat asam. Bioma taiga terdapat di daerah yang beriklim sedang, dengan curah hujan sekitar 100 cm per tahun. Terdapat di Amerika bagian utara dan selatan, Eropa bagian barat, dan Asia bagian timur. Tumbuhan yang hidup di bioma taiga umumnya konifer dan pinus. Hewan yang hidup di bioma ini di antaranya adalah rusa, beruang hitam, salamander, dan tupai.
c.   Tundra
Bioma tundra terdapat di bumi bagian utara, yaitu di kutub utara yang memiliki curah hujan yang rendah. Oleh karena itu, hutan tidak dapat berkembang di daerah ini. Pada musim dingin, air dalam tanah dingin dan membeku sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh besar. Produsen utama di bioma ini adalah lichenes dan lumut. Binatang yang dapat ditemui di bioma ini, antara lain beruang kutub, reindeer (rusa kutub), serigala, dan burung-burung yang bermigrasi ketika musim-musim tertentu
e.   Savana
      Savana merupakan padang rumput yang didominasi oleh rumput dengan semak serta pohon yang terpencar. Savana memiliki curah hujan sekitar 90–150 cm per tahun. Hewan yang hidup di dalamnya, antara lain gajah, kuda, dan zarafah.


2.      Ekosistem Perairan 
Meliputi ekosistem air tawar dan ekosistem air laut.
Pada ekosistem air tawar memiliki ciri antara lain: variasi suhu rendah dan dipengauhi keadaan iklim dan cuaca. Berdasarkan intensitas cahaya matahari yang diterima, habitat air tawar dibedakan menjadi 3 daerah, yaitu :
·  Litoral, yaitu daerah dangkal sehingga memungkinkan cahaya matahari dapat mencapai dasar perairan.
·  Limnetik, yaitu daerah terbuka sampai kedalaman tertentu masih dapat ditembus cahaya.
·  Profundal, yaitu daerah dasar perairan sehingga cahaya tidak mampu mencapai dasar perairan.
Berdasarkan keadaan airnya (aliran airnya), habitat air tawar dibedakan menjadi 2, yaitu :
·  Lotik, yaitu ekosistem air tawar yang keadaan airnya mengalir. Contoh : sungai, mata air, dan sebagainya .
·     Lentik, yaitu ekosistem air yang keadaan airnya tenang. Contoh : kolam, waduk, dan sebagainya.
Pada ekosistem air laut memiliki ciri antara lain salinitasnya tinggi, tidak dipengaruhi variasi suhu dan iklim.
Berdasarkan intensitas cahaya matahari, habitat laut dibedakan :
·     Daerah fotik (eutrofik), yaitu daerah yang masih ditembus cahaya.
·     Daerah disfotik, yaitu daerah  yang sedikit cahaya (remang –remang)
·     Daerah afotik, yaitu daerah yang tidak mendapat cahaya matahari.
Berdasarkan fisiknya (secara vertikal), daerah laut dibedakan :
·     Daerah litoral, yaitu daerah yang dipengaruhi pasang surut (0 – 200 meter).
·     Daerah batial, yaitu daerah yang kedalamannya antara 200 – 2000 meter.
·     Daerah abisal, yaitu daerah yang kedalamannya antara 2000 – 4000 meter.
·     Daerah hadal, yaitu daerah yang kedalamannya lebih dari 4000 meter.
 
Di Indonesia dikelompokkan 4 ekosistem utama, yaitu :
1.   Ekosistem Bahari (laut), ekosistem ini meliputi :
a.   Ekosistem laut dalam
Ekosistem memiliki keanekaragaman  jenis yang rendah, dan tidak terdapat organisme autotrof. Kelompok hewan yang ada berupa benthos.
b.   Ekosistem Pantai Pasir Dangkal (litoral)
Daerah ini memiliki beberpa bentuk ekosistem, yaitu :
1)   Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu Karang terbentuk karena kegiatan organisme laut seperti Coelenterata, Cacing, Kerang, dan Karang berkapur. Pada daerah ini perairannya jernih dan berpasir.
2)   Ekosistem Pantai Batu
Pantai Batu dapat berupa batu caday yang berasal dari proses konglomerasi, yaitu persatuan antara batu – batu kecil, tanah liat, kapur, dan bongkahan batu granit. Vegetasi yang mendominasi adalah jenis alga tertentu, seperti Euchema dan Sargasum.
3)   Ekosistem Pantai Lumpur
Pantai lumpur terdapat di daerah muara sungai dan sekitarnya yang membentuk delta, yaitu endapan lumpur yang membentang luas. Vegetasi yang mendominasi antara lain Avicenia (Api – api), Sonneratia (Bakau), Enhalus acoroide (rumput laut). Jenis hewannya berupa ikan kecil (ikan gelodok).
2.  Ekosistem Darat Alami
Ekosistem ini memiliki 3 bentuk vegetasi, yaitu vegetasi Monsun, vegetasi Pegunungan, dan vegetasi Pamah (Dataran Rendah).
Vegetasi monsun berada di daerah beriklim kering musiman dengan kelembapan udara lebih dari 33% dan curah hujan sekitar 1500 mm/th. Jenis vegetasinya meliputi padang rumput, savana, hutan monsun.
Vegetasi pegunungan terletak di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut (dpl) dengan vegetasi yang beraeneka ragam seperti hutan pegunungan, padang rumput, vegetasi lereng terbuka berbatu, vegetasi alpin dan danau.
Vegetasi Pamah ini memiliki kawasan yang sangat luas, yaitu antara ketinggian 0 – 1000 meter di atas permukaan laut.

Vegetasi ini meliputi :
a.   Hutan Bakau, yaitu hutan di tepi pantai.
b.   Hutan Rawa Air Tawar, yaitu hutan yang terletak di belakang hutan bakau.
c.  Hutan Tepi Sungai, yaitu hutan yang terdapat di sepanjang tepi sungai.  Ciri tanahnya subur, lapisannya dalam, dan gembur. Floranya merupakan vegetasi musiman dan tumbuhan reofit (tumbuhan yang memiliki perakaran yang kuat).
d.   Hutan Sagu
e.   Hutan Rawa Gambut
Hutan ini memiliki ciri antara lain jenis floranya terbatas, pH tanah asam (kurang dari 4) kandungan haranya rendah, pohonnya tinggi, kurus, dan tidak lebat, permukaan tanah cembung dengan genangan air.
3.   Ekosistem Suksesi
Yaitu ekosistem yang mengalami perubahan menuju kearah yang klimaks. Ekosistem ini dibedakan menjadi ekosistem suksesi primer dan ekosistem suksesi skunder.
 4.  Ekosistem Buatan
Yaitu ekosistem yang terbentuk karen aktivitas atau usaha manusia dalam pengelolaan ataupun untuk mengadakan perubahan terhadap lahan.
Hutan buatan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar, yaitu :
a.   Danau
Ekosistem ini biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, misalnya untuk PLTA, irigasi, dan sebagainya .
b.   Hutan Tanaman
Hutan ini biasanya dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, misalnya untuk industri (HTI), bangunan, dan sebagainya. Ciri dari jenis pohon yang ditanam adalah jenis tanaman yang keras dan tanaman tahunan. Contoh : Pinus, Meranti, Puspa, Rasamala, Damar, dan sebagainya .
c.   Agroekosistem
Agroekosistem merupakan ekosistem yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia seperti pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan sebagainya. Di dalam agroekosistem memiliki keanekaragaman yang tinggi dengan memperhatikan faktor iklim, tanah, topografi, dan budaya. Contoh agroekosistem adalah sawah tadah hujan, sawah irigasi, sawah surjan, sawah rawa, sawah pasang surut, kolam, tambak, pekarangan, ladang, dan perkebunan.

 C.  Pola – pola Interaksi  dalam Ekosistem
Pola – pola interaksi dalam ekosistem merupakan komponen – komponen  ekosistem yang melibatkan berbagai macam bentuk pola interaksi berbagai organisme.
Komponen – komponen  ekosistem yang menunjukkan pola – pola  interaksi antara lain:
1.   Arus Energi dan Daur Materi
Merupakan proses perpindahan energi maupun materi.  Matahari merupakan sumber energi bagi semua kehidupan yang selanjutnya masuk ke komponen Biotik melalui produsen dan diteruskan ke konsumen (organisme lain). Produsen dan konsumen yang  sudah mati akan diuraikan oleh dekomposer ( jamur dan bakteri )atau di makan oleh detritivor dan diubah menjadi unsur hara / anorganik ( abiotik ). Selanjutnya unsur hara kembali dimanfaatkan oleh produsen. Setiap aktivitas organisme menghasilkan energi ( entropi/reservasi ).

2.  Rantai Makanan
Yaitu proses perpindahan energi ( makanan ) dari suatu organisme ke organisme lain melalui peristiwa makan dan di makan. Setiap tingkatan organisme pada peristiwa rantai makanan dinamakan tingkatan / taraf trofi.  Taraf trofi 1 ( produsen ), taraf trofi 2 ( konsumen 1 / herbivora ), taraf trofi 3 ( konsumen 2 / karnivora 1 ), dan seterusnya.
Makin rendah tingkatan trofinya makin besar kandungan energi, jumlah,  atau biomassanya.

Tipe Rantai Makanan dibedakan menjadi 2 , yaitu :
a.  Rantai Makanan Perumput, yaitu jika taraf trofi pertama diduduki oleh tumbuhan hijau (produsen), selanjutnya herbivora, karnivora.
Contoh : Padi – tikus – ular – elang – bakteri.
 
b.  Rantai Makanan Detritus, yaitu jika taraf  trofi pertama diduduki oleh detritus, selanjutnya detritivor, dan seterusnya.
Contoh : Sampah daun – cacing tanah – burung jalak – elang.
               Bangkai  tikus – kucing – anjing – harimau.
c.  Rantai Makanan Parasit, yaitu tipe rantai makanan parasit, terdapat organisme lebih kecil yang memangsa organisme lebih besar.
 3.     Jaring – jaring Makanan
yaitu  sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain.
4.   Piramida Ekologi
Yaitu suatu bagan atau struktur trofik yang menggambarkan secara jelas hubungan antar organisme dalam ekosistem secara kuantitatif. Makin rendah taraf trofinya makin besar jumlah, biomassa, maupun energinya.
Ada 3 macam piramida ekologi, yaitu :
a.  Piramida Jumlah
yaitu piramida yang menggambarkan hubungan kepadatan populasi / jumlah individu antar tingkatan trofi.
b.  Piramida Biomassa
yaitu piramida yang menggambarkan jumlah biomassa antar tingkatan trofi. Biomassa adalah jumlah berat kering dari seluruh
c.   Piramida Energi
yaitu piramida yang menggambarkan jumlah energi yang dimiliki setiap tingkatan trofi. dalam ekosistem.  Piramida ini memiliki beberapa keuntungan antara lain :
1)       Dapat memperhitungkan kecepatan produksi.
2)       Berat 2 species yang sama belum tentu memiliki energi yang sama.
3)       Dapat digunakan untuk membandingkan berbagai macam ekosistem.
4)       Masukan energi matahari dapat ditambahkan pada dasar piramida energi.
  
5.  Daur Biogeokimia
Yaitu siklus yang melibatkan senyawa kimia (anorganik / abiotik) yang berpindah melalui sistem biologi (biotik) kemudian kembali ke lingkungan / abiotik (tanah dan air).
Setiap organisme memerlukan materi dan energi. Produsen memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi dan materi diambil dari bumi berupa unsur – unsur kimia tertentu (senyawa anorganik) seperti : C, H, O, N, S, P, K, Ca, Fe, Mg, B, Zn, Cl, Mo, Co, I, F, dan sebagainya.
Perpindahan energi dan materi tersebut melalui rantai makanan sampai pada pengurai dan detritivor yang selanjutnya mengubah senyawa organik menjadi senyawa anorganik (unsur hara).  Senyawa anorganik tersebut kembali dimanfaatkan kembali oleh produsen. Selama berlangsungnya siklus energi dan materi tersebut juga diikuti reaksi – reaksi kimia dalam organisme dan dalam lingkungan abiotik.
 Siklus Biogeokimia meliputi antara lain :
a.   Siklus Nitrogen (N2)
Nitrogen sangat diperlukan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kandungan Nitrogen bebas (N2) di udara  + 79 % dan tidak bisa dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan karena memiliki daya ikat yang sangat kuat sehingga sulit diuraikan dan masih bersifat racun.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari  dalam tanah dalam bentuk Amonium (NH3), ion Nitrat (NO3-), dan ion nitrit (NO2-) melalui beberapa proses yang melibatkan bakteri.
Proses dalam siklus nitrogen antara lain :
1)    Fiksasi Nitrogen
yaitu proses penambatan / pengikatan nitrogen bebas (N2) dari udara menjadi senyawa Amonia (NH3).
Beberapa Bakteri yang berperanan :
a)    Azotobacter  vinelandii  (Bakteri aerob yang hidup bebas)
b)    Clostridium pasteurianum (Bakteri anaerob yang hidup dalam tanah)
c) Rhizobium leguminisorum (Bakteri yang bersimbiosis dengan akar tanaman  leguminoceae, misal : Kedelai, Kacang, Turi, dan sebagainya).
2)   Nitrifikasi (Nitritasi dan Nitratasi)
Nitritasi yatiu reaksi oksidasi senyawa Amonia (NH3) menjadi senyawa Nitrit (HNO2)

 3)  Denitrifikasi
yaitu proses pembentukan kembali senyawa nitrogen dengan melibatkan bakteri, misalnya Thiobacilus denitrifikans, Psudomonanas denitrificans.

b.   Siklus Air (Hidrologi)
Air merupakan kebutuhan vital bagi setiap organisme sebagai medium / bahan pelarut. Air juga merupakan salah satu SDA yang dapat diperbaharui baik secara alami maupun buatan melalui iklus air. Siklus air terjadi  adanya pertukaran air antara atmosfir, daratan, laut, dan organisme dengan lingkungan melalui beberapa proses.
Proses siklus air meliputi antara lain :
1)  Evaporasi , yaitu penguapan air dari permukaan bumi (laut,  sungai, kolam, danau, dan sebagainya)
2)   Transpirasi , yaitu penguapan air dari organisme (tumbuhan / hewan)
3)   Pembentukan awan, terjadi apabila hasil evaporasi dan transpirasi mencapai kelembaban yang tinggi.
4)   Kondensasi, yaitu terbentuknya titik air di awan.
5)   Presipitasi, yaitu jatuhnya titik – titik air dari awan (berupa hujan).
6)  Surface ren off, yaitu peresapan / perembesan  / mengalirnya air ke dalam tanah menuju ke daerah yang lebih rendah.
c.   Siklus Karbon dan Oksigen
Siklus Karbon dan Oksigen  dapat terlihat secara jelas pada proses fotosintesis oleh tumbuhan (organisme autotrof) dan respirasi oleh hewan (organisme heterotrof).
CO2 banyak terdapat di atmosfir bebas dan terlarut dalam air. O2 merupakan hasil dari fotosintesis yang selanjutnya digunakan untuk respirasi oleh hewan. Proses respirasi melepaskan CO2  ke atamosfir dan  bersama dengan air digunakan untuk proses fotosintesis oleh tumbuhan

b.   Siklus Sulfur
Sulfur (Belerang) sangat penting bagi tumbuhan untuk pembentukan protein, timin, biotin, koenzim A, dan sebagainya. Sumber Sulfur dalam tanah terikat dalam mineral tanah yang terdapat pada kerak bumi dalam bentuk Sulfida Besi, Nikel, dan sebagainya .
Sumber Sulfur di atmosfir berupa SO2 yang merupakan hasil pembakaran batu bara, minyak, dan gas H2S ( yang berasal dari rawa – rawa). Sulfur yang terdapat dalam tubuh organisme  dapat berpindah melalui rantai makanan dan dikeluarkan bersama proses ekskresi. Sulfur yng terikat dalam senyawa organik akan diuraikan oleh bakteri dan terlepas ke dalam tanah.  Bersama siklus hidrologi sampai ke laut dan menjadi kerak bumi melalui proses sedimentasi.

c.   Siklus Fosfor
Fosfor merupakan salah satu unsur mineral (garam) yang dibutuhkan oleh tumbuhan , hewan, dan mikroorganisme. Sumber mineral berasal dari kerak bumi yang larut melalui siklus air menuju ke laut, danau, sungai, dan sebagainya.  Adanya pengaruh iklim berubah menjadi senyawa anorganik yang selanjutnya diserap oleh tumbuhan – rantai makanan – senyawa organik (pelapukan) – menjadi sedimen.

 
6.  Produktivitas dalam Ekosistem
Yaitu energi maupun materi yang digunakan maupun dihasilkan setiap organisme dalam rantai makanan melalui arus energi dalam ekosistem.
Produktivitas dibedakan :
a.  Produksi Primer
yaitu jumlah total energi kimia berupa bahan organik yang dibentuk oleh tumbuh – tumbuhan persatuan luas persatuan waktu.
Produksi primer merupakan besaran yang digunkan untuk menghitung seluruh energi yang melalui komponen biotik dalam ekosistem dan untuk mengukur jumlah kehidupan yang dapat didukung oleh suatu ekosistem.
Produksi Primer dibedakan :
1) Produksi Primer Kotor (PPK), yaitu kecepatan menyimpan energi kimia oleh produsen (tumbuhan) dalam bentuk senyawa organik sebagai bahan pangan.  Kira –kira 20 % berupa PPK digunakan tumbuhan untuk respirasi.
2)  Produksi Primer Bersih (PPB), yaitu produksi primer kotor setelah dikurangi energi untuk respirasi. Kira – kira 80 % berupa PPB yang disimpan dalam tumbuhan.
b.  Produksi Skunder
yaitu besarnya energi untuk mensintesis energi kembali pada organisme heterotrof dan disimpan dalam  jaringan tubuh.
Energi yang dikonsumsi oleh hewan dapat dirangkum sbb:
1)   Makanan yang dikonsumsi = tumbuh + respirasi + egesta  +  ekskreta
egesta adalah semua bahan buangan daalm berbgai bentuk
ekskreta  adalah semua bahan yang dibuang atau dikeluarkan pada proses metabolisme
2) PPB = kecepatan tumbuhan membuat energi kimia (PPK) - kecepatan tumbuhan menggunakan energi kimia

D.      Pertumbuhan Komunitas
Pertumbuhan Komunitas merupakan proses perubahan baik secara alami maupun buatan yang terjadi dalam suatu komunitas atau ekosistem menuju kearah yang stabil (seimbang). Proses perubahan dalam ekosistem tersebut dinamakan Suksesi.
Suksesi yaitu proses perubahan dalam komunitas / ekosistem yang berlangsung menuju ke satu arah secara teratur (sedikit demi sedikit dalam waktu tertentu), sampai terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula (asal).  Proses suksesi berakhir dengan  menghasilkan komunitas yang klimaks (stabil / seimbang).
Ciri Komunitas Klimaks antara lain :
1)   Lingkungan / komunitas yang stabil (tidak terjdi gangguan / Homeostatis)
2)   Terdapat keanekaragaman jenis yang tinggi
3)   Banyak species yang mampu beradaptasi
4)   Terjadi keseimbangan ekosistem (equilibrium)

Contoh :
a.   Suksesi Darat :
Gangguan alam  (alami/buatan)  --->  lahan gundul    --->  tumbuhan pioner / perintis   (lumut kerak / alga biru)  --->   lumut / paku-pakuan ---> rumput / padang rumput ---> Perdu ---> Pohon (Hutan)
                                                                
b.   Suksesi Perairan :
Dasar danau  (Plankton)  --->  rumput laut  (+ subtrat)  --->  rumput    --->  Danau / padang rumput    --->  hutan Maple
                 

 Menurut macamnya,  suksesi dibedakan  :
a. Suksesi Primer, yaitu suksesi yang terjadi bila komunitas asal terganggu (alami / buatan) dan menyebabkan hilangnya komunitas asal secara total sehingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas asal.
Organisme yang pertama kali tumbuh adalah vegetasi perintis (alga biru + lumut kerak) atau tumbuhan pioner (semusim).
b.  Suksesi Skunder, yaitu suksesi yang terjadi bila komunitas asal terganggu (alami / buatan) tetapi tidak merusak seluruhnya, sehingga orgnisme pada komunitas asal masih tumbuh pada komunitas yang baru.

Menurut tipenya proses terbentuknya, suksesi dibedakan :
a.   Tipe Serial terjadi pada bekas muntahan letusan gunung
b.  Tipe Siklis ditemukan pada daerah-daerah yang mengalami perubahan lingkungan secara periodik, seperti daerah pantai karena adanya pasang surut secara periodik
Faktor – faktor yang memepengaruhi kecepatan proses suksesi antara lain :
1)   Luasnya komunitas asal yang rusak
2)   Jenis (species)  tumbuhan yang ada disekitar komunitas yang rusak
3)   Kehadiran organisme yang membantu penyebaran biji / benih
4)   Iklim (angin dan air)
5)   Macam substrat baru yang tumbuh






Tidak ada komentar:

Posting Komentar