Tumbuhan
(Plantae) digolongkan ke dalam kingdom tersendiri, yaitu kingdom Plantae.
Penggunaan istilah regnum untuk dunia tumbuhan lebih umum digunakan
dibandingkan istilah kingdom.
Tumbuhan memiliki ciri / karakteristik
antara lain :
a. merupakan organisme multiseluler
(terdiri atas banyak sel),
b. merupakan organisme eukariotik
(memiliki membran inti)
c. memiliki klorofil (zat hijau daun) yang
berperan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah suatu proses
pengubahan karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) melalui
bantuan matahari untuk membentuk senyawa karbohidrat/glukosa (C6H12O6)
yang dibutuhkan oleh makhluk hidup di bumi ini. Dengan demikian tumbuhan
merupakan organisme yang mampu mensintesis/membuat makanan sendiri (autotrof).
d. dinding sel yang tersusun atas selulosa.
e. Reproduksi secara generatif
(gametofit/seksual) maupun vegetatif (sporofit/aseksual)
Klasifikasi Plantae :
Di alam ini
terdapat lebih dari 300.000 jenis tumbuh-tumbuhan. Bermacam tumbuhan tersebut
dapat diklasifikasikan menjadi sejumlah divisi. Divisi dibagi lagi pada
tingkatan yang lebih rendah meliputi kelas, bangsa, suku, marga, dan jenis.
Masing-masing diberi nama sesuai dengan Kode International Tata Nama Tumbuhan
yang dapat dijadikan sebagai sarana referensi dan indikasi untuk kategori nama
takson yang sesuai.
Pada
klasifikasi makhluk hidup dalam lima
kingdom, makhluk hidup yang termasuk dalam kingdom Plantae adalah tumbuhan
lumut (Briophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), dan tumbuhan
biji (Spermatophyta). Berdasarkan perbedaan dan persamaan morfologisnya,
tumbuhan terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok tumbuhan tidak
berpembuluh (Non Tracheophyta / Atracheophyta) dan kelompok tumbuhan
yang berpembuluh (Tracheophyta). Pembuluh ini berfungsi untuk mengalirkan
sari-sari makanan ke seluruh tubuh.
Menurut Campbell (1998: 550),
anggota Plantae dapat diklasifikasikan ke dalam 12 divisio, yaitu:
1. Tumbuhan tidak berpembuluh
(Briophyta)
a.
Hepatophyta
b. Briophyta
c.
Anthocerophyta
2. Tumbuhan berpembuluh (pteridophyta
dan Spermatophyta)
a. Psilophyta f.
Cycadophyta
b. Lycophyta g.
Ginkgophyta
c. Equisetophyta (Sphenophyta) h.
Gnetophyta
d. Pterophyta i.
Anthophyta
e. Pinophyta (Coniferophyta)
PETA KONSEP
A. Tumbuhan Lumut
(Briophyta)
Briophyta memiliki jumlah kurang
lebih 10.000 spesies yang telah diidenfikasikan.
1. Ciri-Ciri Briophyta
- Briophyta merupakan organisme multiseluler dan eukariotik.
- Belum memiliki akar, daun, dan batang yang
jelas (thallophyta), namun ada yang sudah memiliki akar, batang, dan
daun yang jelas (kormophyta). Sehingga sering disebut sebagai tumbuhan peralihan
antara thallophyta dan kormophyta.
- Akar belum sejati, dan struktur mirip akar
pada Briophyta disebut rhizoid. Peranan Rhizoid membawa air dan
nutrisi ke seluruh jaringan. Rhizoid tidak memiliki pembuluh untuk mendistribusikan
air dan nutrisi, sehingga briophyta sering disebut tumbahan non-tracheophyta.
- Reproduksi / perkembangbiakan secara metagenesis,
yaitu terjadi pergiliran keturunan antara fase sporofit yang diploid
(2n) dan fase gametofit yang haploid (n).
- Beberapa jenis lumut dapat bersifat kosmopolit
karena dapat ditemukan di berbagai tempat.
2. Reproduksi
/ Perkembangbiakan Briophyta
Briophyta mengalami dua fase dalam siklus hidupnya, yaitu fase
gametofit dan sporofit. Fase gametofit adalah lumut yang biasa kita
lihat sehari-hari. Gametofit merupakan lumut yang menghasilkan gamet (sel
kelamin). Fase sporofit merupakan lumut yang berada dalam keadaan menghasilkan
spora.
Dalam siklus hidupnya, fase gametofit lebih dominan dibandingkan
fase sporofitnya. Hal ini bertolak belakang dengan tumbuhan berpembuluh (pteridophyta
dan spermatophyta) yang memiliki fase sporofit lebih dominan
dibandingkan dengan fase gametofit.
Briophyta bereproduksi secara aseksual dan secara
seksual secara bergantian (metagenesis). Reproduksi secara aseksual
(sporofit) terjadi melalui pembentukan spora. Spora ini dihasilkan dari sporangium
(kotak spora). Spora yang dihasilkan adalah spora haploid (n). Spora ini
kemudian akan tumbuh menjadi protonema.
Adapun reproduksi secara seksual
(gametofit) pada Briophyta, yaitu dengan cara penyatuan gamet betina yang
dihasilkan arkegonia berupa sel telur dan gamet jantan yang dihasilkan
oleh antheridia berupa sperma. Sperma bergerak menuju sel telur di
arkegonia dengan perantara air. Pertemuan sel telur dan sperma menyebabkan
terjadinya fertiliasi yang menghasilkan zigot. Zigot membelah secara mitosis membentuk
sporogonium. sporogonium terus berkembang menjadi sporofit yang diploid (2n).
2. Klasifikasi Briophyta
Berdasarkan bentuk tubuhnya, lumut dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok (devisi/kelas), yaitu lumut hati (Hepaticopsida), lumut tanduk
(Anthoceropsida), dan lumut sejati (Bryopsida).
a. Hepatophyta (Lumut Hati)
Beberapa istilah
tentang lumut hati antara lain hepaticopsida dan hepaticae.
Lumut hati biasa hidup di tempat yang basah sehingga tubuhnya berstruktur higromorf. Ada
juga yang hidup di tempat-tempat yang sangat kering, seperti di kulit pohon, di
atas tanah, atau batu cadas sehingga tubuhnya berstruktur xeromorf. Di
dalam tubuh lumut terdapat alat penyimpan air sehingga dalam keadaan kekeringan
tidak mengakibatkan lumut mati.
Lumut hati merupakan
tumbuhan penutup tanah yang daunnya berbentuk lembaran-lembaran yang berkelok
di bagian pinggirnya, memiliki semacam akar yang tumbuh dari permukaan bawah
tumbuhan. Hidup di tempat yang lembap, dan tidak terkena cahaya matahari.
Protonema lumut hati
kebanyakan hanya berkembang menjadi suatu buluh pendek dan sebagian besar lumut
hati memiliki sel yang mengandung minyak astri.
Lumut hati dapat
berkembang biak secara aseksual dengan pembentukan kuncup atau gemma
dan secara seksual dengan pembentukan anteridium penghasil sperma dan
pembentukan arkegonium
penghasil
ovum. Lumut hati juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis).
Contoh : Marchantia polimorpha
b. Briophyta (Lumut Sejati)
Beberapa istilah
tentang lumut hati antara lain Briopsida dan Musci (lumut daun).
Lumut daun dapat
tumbuh di tanah-tanah gundul yang secara periodik mengalami kekeringan, di atas
pasir bergerak, di antara rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di
rawa-rawa, dan sedikit yang terdapat di dalam air.
Pada tempat yang sesuai, spora akan berkecambah membentuk protonema.
Protonema ini terdiri atas benang berwarna hijau, fototrof, bercabang-cabang.
Dari protonema, muncul rizoid yang masuk ke dalam tanah. Pada keadaan cukup
cahaya, protonema akan membentuk kuncup yang dapat berkembang menjadi tumbuhan
lumut. Alat kelamin Musci terkumpul pada ujung batang atau ujung cabang dan
dikelilingi oleh daun paling atas. Pada Musci, kapsul sporanya memiliki kolumela
yang terletak di tengah dan dikelilingi oleh ruang yang berisi spora. Kolumela
inilah yang berfungsi sebagai pemberi makanan dan penyimpan air bagi spora yang
baru terbentuk. Bagian atas yang tetap menyelubungi kapsul spora disebut kaliptra
danvaginula.
c. Anthecerophyta (Lumut Tanduk)
Beberapa istilah
tentang lumut tanduk antara lain Antheropsida
dan Anthocerotales.
Lumut tanduk adalah lumut
yang memiliki hubungan kekerabatannya paling dekat dengan tumbuhan vaskuler.
Bentuk tubuhnya mirip lumut hati, tetapi sporofitnya membentuk kapsul memanjang
yang tumbuh seperti tanduk.
Contoh : Anthoceros
laevis
B. Tumbuhan Paku
(Pteridophyta)
1. Ciri-Ciri Pteridophyta
- Pteridophyta merupakan organisme multiseluler dan eukariotik.
- Sudah memiliki akar, daun, dan batang yang
jelas (kormophyta).
a.
Struktur akar
Akarnya berbentuk serabut dan pada ujungnya terdapat kaliptra
(tudung akar). Jaringan akar tumbuhan paku tersusun atas jaringan epidermis,
korteks, dan silinder pusat.
b.
Struktur batang
Batang tumbuhan paku
tersusun atas jaringan epidermis, korteks, dan silinder pusat. Pada silinder
pusat terdapat jaringan pengangkut (pembuluh angkut), sehingga tumbuhan paku
sudah memiliki pembuluh angkut (tracheophyta).
c.
Struktur daun
Daun tumbuhan paku
juga tersusun atas jaringan epidermis, mesofil, dan pembuluh angkut.
Macam daun pada
tumbuhan paku ;
1) Berdasarkan ukurannya, dibedakan :
- Daun Mikrofil,
yaitu daun ang ukurannya kecil. Mikrofil berbentuk rambut atau sisik, tidak
bertangkai, dan tidak bertulang kecuali pada paku kawat dan paku ekor kuda.
- Daun Makrofil,
yaitu daun yang ukurannya besar. makrofil sudah bertangkai, bertulang daun, dan
memiliki daging daun (mesofil) yang terdapat stomata, jaringan tiang, dan bunga
karang.
2) Berdasarkan Fungsinya, dibedakan :
- Daun Tropofil,
yaitu daun yang tidak menghasilkan spora, tetapi memiliki zat hijau daun
(klorofil), sehingga berfungsi dalam proses fotosintesis atau menghasilkan zat
makanan (glukosa). Daun ini sering disebut sebagai daun steril.
- Daun Sporofil,
yaitu daun yang menghasilkan spora sebagai alat perkembangbiakan (reproduksi),
sehingga daun ini disebut juga daun fertil (subur).
Sporofil pada tumbuhan paku ada yang berbentuk
helaian dan ada pula yang membentuk strobilus. Strobilus merupakan
kumpulan beberapa sporofil yang menyerupai bentuk kerucut.
Di bagian bawah sporofil terdapat sorus, yaitu kumpulan
bulatan kecil berwarna cokelat yang mengandung banyak kotak spora (sporangium).
Pada sporangium terdapat sel penutup yang menyerupai cincin yang disebut annulus.
Sorus dilindungi oleh suatu struktur berupa selaput yang disebut
indusium
- Reproduksi / perkembangbiakan secara metagenesis,
yaitu terjadi pergiliran keturunan antara fase sporofit yang diploid
(2n) dan fase gametofit yang haploid (n). Pada Fase sporofit lebih
dominan (waktu hidupnya lebih panjang).
2.
Macam Pteridophyta berdasarkan jenis
spora yang dihasilkan
Ada 3 (tiga) macam
tumbuhan paku berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, yaitu :
a. Paku Homospora ( isospora )
Tumbuhan paku homospora menghasilkan spora dengan ukuran sama
yang tidak dapat dibedakan antara spora jantan dan betina
Contoh : Lycopodium sp. (paku kawat)
b. Paku Heterospora ( an-isospora )
Tumbuhan paku heterospora menghasilkan spora berbeda ukuran.
Spora jantan berukuran kecil disebut mikrospora dan spora betina besar disebut
makrospora
Contoh : Selaginella
sp.(paku rane), Marsilea crenata (semanggi)
c. Paku Peralihan
Paku peralihan menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama,
namun berjenis kelamin jantan atau betina
Contoh : paku ekor kuda ( Equisetum debile )
3. Daur Hidup Tumbuhan paku
4. Klasifikasi Pteridophyta
Tumbuhan Paku diklasifikasikan
berdasarkan perbedaan morfologi tubuh. Berdasarkan hal tersebut, tumbuhan paku
dibagi menjadi empat divisi, yaitu :
a. Psilophyta
(paku purba / paku telanjang)
Jenis paku ini sebagian
besar telah punah, tumbuhan ini belum berdaun dan berakar, batang telah
mempunyai berkas pengangkut, bercabang cabang menggarpu dengan sporangium pada
ujung cabang-cabangnya.
Sporofil menghasilkan
satu jenis spora (homospora).
Contoh :Rhynia major dan Psilotum nudum
b. Lycophyta
(Paku kawat / paku rambat)
Tumbuhan paku ini
berdaun kecil, tersusun spiral, sporangium terkumpul dalam strobilus dan muncul
di ketiak daun, batang seperti kawat.
Contoh:
Selaginella sp (paku rane), sebagai tanaman hias
Lycopodium sp.(paku kawat), sebagai tanaman hias.
Lycopodium clavatum, sebagai bahan obat-obatan.
c. Equisetophyta
/ Sphenophyta
Tumbuhan paku ini memiliki
daun mirip kawat serta daunnya tersusun dalam satu lingkaran. Bentuk batangnya
mirip dengan ekor kuda. Oleh karenanya, divisio ini disebut paku ekor kuda.
Contoh :Equisetum debile, memiliki batang
yang keras karena mengandung silika. Sporangium terdapat pada suatu struktur
berbentuk kerucut yang disebut strobilus
d. Pterophyta / Felicinae (paku sejati)
Pterophyta telah memiliki akar,
batang, dan daun sejati. Daun umumnya berukuran besar atau disebut juga
megafil. Batangnya dapat tumbuh di bawah tanah (seperti rhizoma) ataupun
batangnya tumbuh di atas tanah. Ciri yang khas pada divisio ini adalah daun
mudanya yang menggulung atau disebut juga circinnatus dan di bagian
permukaan bawah daunnya terdapat sorus.
Contoh :
- Adiantum cuneatum (suplir)
- Adiantum farleyense (ekor merak)
- Asplenium nidus (paku sarang burung)
- Platycerium bifurcatum (paku tanduk
rusa)
- Marsilea crenata (semanggi)
- Azolla pinnata (paku air)
- Salvinia natans (paku sampan)
- Alsophilla glauca (paku tiang)
5.
Manfaat Pteridophyta
a. Tanaman hias
Adiantum
cuneatum, Alsophila glauca,
Adiantum farleyense, Platyceriumbifurcatum,
Asplenium nidus, sellaginella wildenowii
b. Sayuran
Marsilea crenata
c. Pupuk hijau
salvinia natans
Azolla pinnata, bersimbiosis dengan Anabaena
sp (alga biru) yang berperan dalam fiksasi nitrogen.
d. Obat-obatan
Dryyopteris filix-mas,
Lycopodium clavatum
e. Bahan bangunan
Alsophila glauca
f. Alat pengosok / pembersih
Equisetum debile
C. Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)
Istilah Spermatophyta berasal dari bahasa
Yunani, sperma berarti biji dan phyta berarti tumbuhan
1. Ciri – ciri Umum
a. Disebut tumbuhan
berbiji karena menghasilkan biji, dan termasuk tumbuhan kormophyta
(memiliki akar, batang, dan daun sejati), dan menghasilkan bunga sehingga disebut Anthophyta.
b. Memiliki plastida
yang mengandung klorfil a dan b, sehingga bersifat autotrof.
c. Termasuk sel
eukariotik dan mempunyai dinding sel yang tersusun dari selulose, hemiselulose,
lignin.
d. Merupakan organisme
bersel banyak (multiseluler)
e. Memiliki berkas
pengangkut, berupa xylem (mengangkut air dan mineral dari tanah) dan floem
(mengangkat zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh).
2. Perkembangbiakan (reproduksi)
a. Perkembangbiakan
secara generatif/seksual dengan membentuk biji yang diawali dengan pembentukan
gamet (gametogenesis), penyerbukan (polinasi), peleburan gamet
jantan dan betina (fertilisasi) yang menghasilkan Misal, kemudian
menjadi embrio.
b. Perkembangan secara
vegetatif/aseksual dengan organ-organ vegetatif (tunas, tunas adventif,
rhizoma, stolon).
3. Klasifikasi
Spermatophyta
Tumbuhan Spermatophyta dibedakan menjadi 2 golongan (sub
devisio), yaitu :
a. Gymnospermae
(Tumbuhan biji terbuka)
Disebut biji terbuka karena biji tidak
tertutup oleh daging buah. Umumnya memiliki struktur daun tebal, banyak cabang,
tudung daun membentuk konifer/kerucut. Belum memiliki bunga sesungguhnya.
Reproduksi generatif terjadi satu kali
pembuahan (pembuahan tunggal) yang menghasilkan Misal.
Waktu antara
penyerbukan dan pembuahan berlangsung relatif lama.
Gymnospermae dibedakan menjadi beberapa kelompok , yaitu :
1) Cycadophyta/Cycadales,
batang tidak bercabang, daun-daun majemuk tersusun sebagai tajuk di pucuk
pohon. Contoh : Cycas rumpii (pakis haji).
2) Pinophyta/Coniferales,
memiliki tudung daun berbentuk kerucut (konifer), alat reproduksi berupa
strobilus (pada jantan maupun betina), daun berbentuk jarum.
Contoh : Aghatis
alba (damar), Cupressus sp, Araucaria sp, Juniperus sp, Pinus merkusii
3) Gnetophyta/Gnetales,
batang memiliki banyak cabang, daun tunggal berhadapan, bunga berkelamin
tunggal.
Misal : Gnetum
gnemon (mlinjo)
4) Ginkophyta, pohon
dengan tunas pendek, daun berbentuk pasak/kipas dan bertangkai daun. Merupakan
tumbuhan asli di negara Tiongkok.
b. Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup)
Disebut biji tertutup karena biji
terbungkus oleh daging buah. Memiliki alat reproduksi berupa bunga sempurna
(benangsari, putik, bakal buah, bakal biji, mahkota, kelopak, dan tangkai). Reproduksi
generatif mengalami dua kali pembuahan (pembuahan ganda) yang menghasilkan zygot
(pembuahan inti generatif/sperma dengan ovum) dan endosperm (pembuahan inti
generatif/sperma dengan kandung lembaga skunder).
Angiospermae dibedakan menjadi 2
kelas, yaitu :
1) Kelas Monokotiledonae
(Biji berkeping satu)
Umumnya berupa tumbuhan herba semusim
atau setahun, memiliki kotiledon tunggal/berkeping satu, batang tidak bercabang
/ bercabang sedikit dan tidak memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun
tidak teratur (tersebar), tipe kolateral tertutup, tulang daun
melengkung/sejajar, memiliki akar serabut, Bunga memiliki bagian-bagian dengan
kelipatan 3, bentuk bunga tidak beraturan, dan warna tidak mencolok.
Terdiri dari beberapa famili :
a) Liliaceae, Misal : Lilium
sp (lilia), Alium cepa (bawang besar), Alium sativum (bawang
putih), Alium ascolonicum (bawang merah).
b) Palmae (keluarga
palem), Misal : Cocos nucifera (kelapa), Phoenix sp (kurma)
c) Graminae (keluarga
rumput-rumputan), Misal : Oryza sativa (padi), Zea mays (Jagung),
rumput, bambu, dan sebagainya.
d) Orchidaceae (keluarga
anggrek), Misal : Cattleya sp, Dendrobium sp, Arundina sp, Epidendrum sp,
Vanilia planifolia (vanili).
2) Kelas Dikotiledonae
(Biji berkeping dua)
Umumnya berupa tumbuhan menahun
(berkayu), memiliki kotiledon ganda/berkeping dua, umumnya batang bercabang,
memiliki kambium, berkas pengangkut tersusun secara teratur (bersebelahan),
tipe kolateral terbuka, tulang daun
menjari/menyirip, memiliki akar tunggang, Bunga memiliki bagian-bagian dengan
kelipatan 4 atau 5, bentuk bunga beraturan, dan umumnya memiliki warna mencolok
Terdiri dari beberapa familia, yaitu :
a) Caryophyllaceae, Misal : Dianthus chinensis.
b) Magnoliaceae, Misal : Magnolia grandiflora (cempaka
putih).
c) Rosaseae, Misal : Rosa
hybrida ( bunga maqar)
d) Leguminoceae, Misal : Leucena glauca (lamtoro), Parkia
specinosa (petai), Tamarindus indica (asam).
e) Malvaceae, Misal : Hibiscus rosa-sinensis (bunga
sepatu), Glossipium obtusifolium (kapas).
f) Umbelliferae, Misal :
Centella asiatica (talas)
g) Solanaceae, Misal : Solanum tuberosum (kentang), Orthosiphon
grandiflorus (kumisal kucing).
h) Compositae, Misal : Ageratum sp (babandotan), Helianthus
annus (bunga matahari), Nicotiana tabaccum (tmebakau), Capsicum
sp (cabe), Lycopersicum esculentum (tomat).
i) Dan sebagainya
Reproduksi Angiospermae
1. Reproduksi Generatif
Dalam siklus hidupnya ada beberapa tahapan, antara lain :
a) Gametogenesis
Yaitu
pembentukan gamet (sel kelamin). Terjadi di bagian bunga.
b) Penyerbukan (Polinasi)
Yaitu
jatuhnya/melekatnya serbuk sari pada kepala putik (pada Angiospermae) atau
melekatnya serbuk sari pada bakal buah
(Gymnospermae).
Macam Penyerbukan :
1) Berdasar asal
serbuk sari
- Autogami (penyerbukan sendiri) yaitu bila
serbuk sari berasal dari bunga yang sama (satu bunga). Bila bunga belum mekar disebut kleistogami
- Geitonogami (penyerbukan tetangga) bila serbuk
sari berasal dari bunga lain tapi masih satu individu.
- Alogami ( xerogami ) atau
penyerbukan silang, yaitu bila serbuk sari berasal dari individu lain tapi
masih dalam satu jenis.
- Bastar
(hibridogami)
, yaitu bila serbuk sari berasal dari yang lain jenis.
2)
Berdasar Faktor yang membantu:
- Anemogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan
angin. Ciri bunga : serbuk sari kering, lembut, banyak, tidak memiliki mahkota bunga.
- Hidrogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan
air.
- Zoidiogami, yaitu penyeerbukan dengan bantuan
hewan.
-)
Kiropterogami , yaitu penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Ciri : bunga
yang mekar di malam hari.
-)
Entomogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan serangga. Ciri : bunga
yang menghasilkan nektar / polen / madu.
-)
Ornitogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan burung.
-)
Malakogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan siput (molusca).
- Antropogami, yaitu penyerbukan dengan bantuan
manusia. Ciri : bunga yang tidak mampu melakukan penyerbukan sendiri. Hal ini
disebabkan benang sari atau putik tidak matang bersamaan.
-) Protandri, yaitu bila benang sari masak lebih dahulu daripada putik.
-)
Protogeni, yaitu bila putik masak lebih dahulu daripada benang sari.
b) Pembuahan
(fertilisasi)
Yaitu
proses peleburan gamet jantan (sperma) dengan gamet betina (ovum).
Setelah penyerbukan,
sperma bergerak ke arah sel telur melalui buluh serbuk sari, selanjutnya
terjadi peleburan inti sel telur dan inti sperma di dalam ovula. Ovula adalah
struktur sporofit yang mengandung megasporangium dan gametofit betina.
Pembuahan antara gamet jantan dan betina akan menghasilkan embrio (lembaga).
Berdasarkan peristiwa itu, tumbuhan biji disebut juga embriophyta
siphonogama, yaitu tumbuhan yang memiliki embrio dan perkawinannya terjadi
melalui pembentukan suatu bulu. Embrio pada tumbuhan biji bersifat bipolar
(dwipolar), karena pada satu kutubnya akan tumbuh dan berkembang membentuk
batang dan daun, sedangkan kutub lain membentuk sistem perakaran.
Ada 2 macam pembuahan pada tumbuhan
berbiji :
1) Pembuahan Tunggal (pembuahan yang terjadi satu
kali pembuahan), yaitu peleburan gamet
jantan dan gamet betina yang menghasilkan embrio. Terjadi pada tumbuhan
Gymnospermae.
2) Pembuahan Ganda (pembuahan yang terjadi dua
kali pembuahan), yaitu:
- peleburan inti sperma >< ovum ,
menghasilkan zygot (embrio).
- peleburan inti sperma >< kandung
lembaga skunder , menghasilkan endosperm (untuk cadangan makanan).
- Terjadi pada
tumbuhan Angiospermae.
. Reproduksi Vegetatif
yaitu cara reproduksi
tanpa melalui perkawinan (fertilisasi) gamet
jantan dan betina. Sifat dari reproduksi vegetatif adalah menghasilkan keturunan yang identik (sifat
sama) dengan induknya.
Reproduksi Vegetatif dapat terjadi secara :
a. Alami , cara
perbanyakan yang dilakukan oleh organ vegetatif
tumbuhan tanpa bantuan manusia.
Organ
vegetatif yang berperan antara lain :
-
Rhizoma (rimpang/akar tinggal); batang
yang menjalar secara horisontal dalam
tanah menyerupai akar. Misal : bunga tasbih, kunyit, jahe, alang-alang.
- Stolon (geragih); batang yang menjalar di atas tanah.
Misal : arbei (stroberi), daun kaki kuda (Centela asiatica)
- Umbi Lapis (Bulbus); batang berukuran pendek yang
dikelilingi daun berlapis-lapis. Misal: bawang merah (Allium cepa).
- Umbi Batang ; batang yang membengkak di dalam
tanah. Misal : ubi jalar, kentang.
- Tunas ; bagian batang yang memiliki bakal
tunas. Misal : bambu, kelapa, dan sebagainya.
- Daun ; bagian tepi daun yang memiliki
jaringan meristem. Misal : Cocor Bebek.
- Kormus ; pangkal batang yang membesar dan
memiliki beberapa kuncup. Misal : bunga tasbih, gladiol.
b. Buatan; cara
perbanyakan yang dilakukan oleh tumbuhan dengan bantuan manusia.
Macam reproduksi vegetatif secara buatan :
- Mencangkok
-
Menempel (okulasi)
- Menyambung
- Menyetek
-
Merunduk
- Kultur Jaringan
Kultur
jaringan merupakan usaha perbanyakan tanaman dengan memanfaatkan sifat TOTIPOTENSI
. Totipotensi adalah kemampuan beberapa sel tanaman yang dapat tumbuh menjadi
individu baru.
4. Peranan Spermatophyta
a. Sumber bahan makanan
(karbohidrat,lemak,protein,mineral,vitamin)
b. Sumber bahan minuman
(jahe, teh, kopi)
c. Sumber bahan sandang
(rami, kapas)
d. Sumber bahan bangunan
(Mahoni, jati, meranti)
e. Sumber bahan industri
(pinus, karet)
Sumber :
- Modul Biologi Kelas oleh : Aslam Mahmudi